MENGGADAIKAN
KAIN IBU UNTUK MEMBAYAR BIAYA KULIAH
Setamat dari SMP Van Lith,
Jakarta, Chairul Tanjung melanjutkan pendidikannya ke SMA Boedi Oetomo,
Jakarta. Ia berhasil lulus pada tahun 1981 dan hendak melanjutkan lagi ke
perguruan tinggi.
Mendaftar di perguruan tinggi
negeri adalah satu-satunya pilihan Chairul pada saat itu, karena belum banyak
pilihan untuk melanjutkan studi di universitas swasta. Jika pun ada, bianyanya
sangat tinggi. Jadi, jika tidak diterima di perguruan tinggi negeri, jalan
untuk melanjutkan pendidikan, tertutup sudah.
Untuk memenuhi pembyaran tersebut, ibu Chairul meminta waktu
beberapa hari. Dan sesuai janji, beberapa hari kemudian i bunya tersenyum
sambil memberikan uang yang diperlukan. Maka tahun 1981, Chairul Tanjung
tercatat sebagai mahasiswa FKG-UI.
Hingga suatu sore, ibunya berkata
dengan terus terang kepada Chairul, bahwa ibunya harus pontang-panting
mendapatkan uang untuk ongkos kuliahnya. Dengan deraian air mata, ibunya
menatap sang anak sambil berucap, "Chairul, uang kuliah pertamamu yang ibu
berikan beberapa hari yang lal, ibu dapatkan dari menggadaikan kain halus ibu. Belajarlah
dengan serius, Nak".
Mendengar itu, bumi tempatnya
berpijak selah berhenti berotasi. Ia lemas seperti tanpa darah. Bisa
dibayangkan, baru menikmati keceriaan bertemu teman-teman baru, tiba-tiba
mendengar berita menyedihkan itu. Chairul mengaku terpukul, shock. Bukan
karena putus asa dan menyerah terhadap keadaan, namun sebaliknya. Dari situlah
ia bertekad, untuk tidak meminta uang lagi kepada orangtuanya. Ia harus bisa
memenuhi semua keperluan kuliah dengan usahanya sendiri.
Dan sekarang kita tahu bahwa
Chairul Tanjung adalah pemilik PT. Pariarti Shindutama, pemilik Bandung
Supermall, pemilik Trans Corp, pemilik Para Group, dan juga Komisaris Utama PT.
Carrefour Indonesia. Itu membuktikan bahwa kerja keras seseorang yang tak
pernah menyerah akan mendatangkan hasil bagi orang yang mau berusaha untuk
merubah dunianya. HIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar